Mencoba Nasi Kebuli Yaman
Halo, Lur! Kapan terakhir makan nasi kebuli? Kalo saya pas
abis bukber virtual waktu lalu di Pasir Kunci, ingat gak? Kali ini ada teman
yang ajak makan, tapi bingung pada kemana. Kita yang lidah sunda pasti ajak ke
tempat-tempat mainstream tentunya. Tapi, tiba-tiba ada celetuk untuk pergi ke
warung nasi kebuli. Boleh juga, nih. Jarang-jarang makan nasi kebuli, kayaknya
harus ada momen-momen tertentu, baru bisa makan nasi khas timur Tengah ini.
Pilihan
terdekat jatuh ke Nasi Kebuli Yaman di Cileunyi, wilayahnya paling deket
soalnya. Akhirnya kami berempat pergi ke lokasi. Setibanya, memang agak sepi,
tapi tempatnya nyaman dan wangi rempah khas tentunya. Kami pilih paket nasi
kebuli dengan ayam, lalu memilih tempat duduk di bagian atas, biar bisa sambil
duduk nyaman dan ngobrol puas. Sembari menunggu, kami mengobrol hal-hal random
seperti biasa.
Akhirnya,
nasi kebuli yang telah dipesan tiba. Wangi dengan porsi yang cukup dan sambal
yang menggugah selera. Anyway, sambalnya pedas dan bisa bisa refill. Sambalnya,
cocok-cocok aja, tapi berasa bukan pasangannya. Entahlah, tapi enak karena pada
dasarnya saya suka pedas. Hal terpenting adalah pelengkap yang segar kalau
makan masakan Timur Tengah yang cukup berat dan berlemak. Untungnya, acarnya juga banyak dan enak.
Pokoknya, worth banget dengan harga 35 ribu. 9/10. Andaikan sambalnya seperti
sambal nasi kebuli waktu itu pasti nilainya 10/10 sih. Intinya, makanan Timur
Tengah seperti ini memang tipe makanan yang saya sukai.
Saya
juga penasaran, dan pesan susu kurma. Karena ini pertama kalinya minum susu
kurma, tidak sesuai dengan ekspektasi. Saya kira bakal creamy, manis kurma dan
berwangi khas kurma. Tapi semua itu dirasa kurang sih, minimal buat saya rasa
kurmanya ada, tapi ini nggak. Mungkin nanti harus coba susu kurma di tempat
lain, biar tahu susu kurma yang sesungguhnya itu seperti apa.
Next,
kita coba apalagi, ya? See ya!
Comments
Post a Comment