Cerita Tahun Baru 2022

                


            Halo 2022! Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, bukan? Kemarin 2021 kita belum bisa terlalu banyak beraktivitas. Eh, sekarang tahun baru sudah tahun baru aja. Ngomong-ngomong, apa kabar semua? Semoga selalu dalam kesehatan, ya. Mengawali tahun baru yang gak kemana-mana aja, saya mau share pengalaman saya awal tahun ini.

                Karena memang libur kuliah, jadi saya meniatkan diri untuk pulang ke rumah di Garut untuk menikmati waktu liburan. Mungkin banyak rencana yang diimajinasikan, tapi saya sendiri tak yakin dapat merealisasikannya untuk saat ini. Ceritanya, saya sudah pulang ke rumah. Bersyukur sekali, orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat, dimana beberapa waktu lalu saya diberi kabar bahwa beberapa dari mereka sedang sakit. Rasanya sedih banget gak bisa pulang waktu itu karena agenda-agenda kuliah dan pembinaan, ditambah mereka pun tidak mengizinkan saya untuk pulang dulu. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa.

                Liburan kali ini mungkin jadi waktu istirahat yang baik sekaligus untuk evaluasi diri untuk hal-hal yang terjadi di satu tahun sebelumnya. Karena jujur, saya mengalami fase-fase dimana progres dalam hidup saya itu naik-turun. Mungkin, kalian juga merasakan hal yang sama di tahun kemarin. Banyak hal yang membuat saya kecewa, meski tidak dapat dipungkiri dalam kekecewaan itu ada hal-hal hebat yang bisa saya capai. Tetapi, dalam mengkaji diri sendiri, tentu kita selalu berharap untuk menjadi sesuatu yang lebih baik, kan? Makanya, 2022 ini harus menjadi sesuatu yang jauh lebih hebat. Selain itu, harus mampu menjadi seseorang yang mampu mengantisipasi hadirnya hal yang membuat kecewa diri sendiri.


view dari kamar

                Tanpa ada rencana, sehari setelah istirahat di kamar yang sudah lama ditinggalkan. Keponakan saya cerita kalau mereka akan pergi jelajah ke bukit belakang kampung. Apa itu? Sebenarnya bukit ini mungkin masih satu bagian dengan gunung kecil bernama Gunung Kopeah di daerah saya. Bukit ini hanya sebuah tanah warga yang sebagian lahannya dijadikan perkebunan. Kalau orang-orang kampung menyebutnya dengan nama Cimacan. Meski jujur, saya sendiri kurang tahu seluk beluk dan berapa luasnya bukit ini. Namun yang jelas, bukit ini menjadi view yang menakjubkan, yang menjadi bahan inspirasi setiap saya buka jendela kamar.

Anak-anak hebat yang ikut naik bukit

                Berhubung besoknya saya gak kemana-mana, maka saya ikut serta untuk pergi ke bukit bersama anak-anak sekolah dasar di kampung saya. Sudah lama saya tidak pergi ke bukit itu karena tidak ada alasan apapun. Di samping itu, saya ingin bernostalgia sejenak sembari menikmati hari libur yang cukup panjang ini. Keberangkatan kami dimulai pada jam setengah tujuh pagi. Dipimpin oleh salah satu guru saya waktu di sekolah dasar, sekarang beliau menjadi guru keponakan saya. Perjalanan pun dimulai dengan menelusuri jalan sampai ke perbatasan kampung. Kami ambil jalan perkampungan warga sebelah untuk masuk ke jalur utama. Sebenarnya, orang-orang di kampung sudah biasa beraktivitas seperti ini, biasanya mereka jalan santai sembari menikmati pemandangan. Jalurnya pun tidak menakutkan, sehingga sekalipun mayoritas anak kecil, mereka begitu menikmati perjalanan, begitu pun saya. Sebab, entah sudah berapa lama saya tidak datang ke perkampungan ini, bahkan saya sempat bertemu dengan teman-teman waktu sekolah, sangat tidak terduga bukan. Meski jauh, tapi jalur ini lebih aman untuk anak-anak. Hikmah lainnya, saya bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan orang-orang yang saya kenal.

Suguhan selama perjalanan

                Perjalanan masih berlanjut, hingga kami melewati warung yang katanya warung terakhir sebelum puncak bukit. Beristirahat sejenak sembari membeli makanan di warung itu. Lalu, perjalanan kembali dilanjutkan. Sejuk rasanya memandang suguhan alam yang baru saya sadari. Rasanya rugi sekali saya jarang ikut pergi bersama, guru saya yang menjadi pemandu pun berkata seperti itu dalam obrolan ringan kami selama perjalanan.


                Sudah jauh dari perumahan warga, hanya perkebunan dan pohon-pohon saja yang membersamai kami. Ini merupakan tanda bahwa puncak bukit sebentar lagi dicapai, telihat juga pemandangan yang semakin luas, tanda kalau kami sudah berjalan menanjak semakin tinggi. Hingga akhirnya sampai di puncak bukit Cimacan. Bukit yang dulu jadi tempat bermain menghabiskan waktu bersama teman-teman. Sangat tak menyangka jika mengingat masa anak-anak dulu yang main jauh sampai ke atas bukit hanya untuk mencari jamur liar. Sungguh hebat sekali rasanya. Kini, saya bisa datang lagi setelah sekian lama.


View di atas Bukit Cimacan. Kamar saya ada di bawah sana.

                Kami menghabiskan waktu di bukit untuk makan-makan dan saling bercerita. Anak-anak pada heboh saling berteriak seolah melepas rasa lelah. Salut sekali, melihat anak-anak kecil yang begitu menikmati perjalanan hebat mereka. Secara tidak langsung, mereka sedang membuat sejarah hidup mereka sendiri karena datang ke tempat yang indah bersama. Saya memandangi pemandangan kota Garut. Kecamatan begitu terlihat jelas, bahkan sekarang saya melihat jendela kamar tempat saya memandang Bukit Cimacan setiap waktu.

                Perjalanan yang cukup tapi sama sekali tidak melelahkan. Namun, karena hari semakin panas, kami pun dituntut untuk pulang. Akhirnya kami pulang lewat jalan pintas dimana dulu saya sering mencari jamur liar bersama teman-teman. Bahkan, bukan hanya kenangan saya, tetapi zaman guru saya pun seperti itu. Jadi bukan hal yang aneh sebenarnya, tapi kita punya pengalaman yang sama. Begitu pun anak-anak itu.

                Setelah itu, kami keluar dan melewati sungai. Alirannya menyenangkan sampai tak terasa sudah tiba di jembatan utama yang menghubungkan bukit dengan kampung saya. Senang sekali berkeliling kampung hari ini. Tidak pernah menyangka kampung saya akan sehebat ini, tidak kalah dengan puncak-puncak bukit bahkan gunung lainnya.

                Dalam perjalanan ini, terbesit niat untuk mengajak teman-teman pembinaan saya di Bandung untuk pergi bersama jika mereka punya kesempatan untuk main ke kampung saya suatu hari nanti.

Comments

POPULAR POSTS

ASUS ExpertBook B3 Flip, Laptop Convertible Unggul Dengan Konektivitas 4G LTE

Menikmati Sudut Kota Bandung

ASUS ExpertBook B7 Flip, Laptop dari ASUS yang Didukung Konektivitas 5G Dan Performa Kencang Untuk Para Profesional