SSC 34: Pengalaman Seru Mengarungi Samudra Ilmu Di Masjid Salman ITB Bandung
Selamat berakhir pekan semua! Semoga hari-harinya selalu baik. Saya mau bercerita satu hal lagi tentang kegiatan yang terakhir kali saya ikuti di Bandung. Kita mulai dari mana ya, mungkin dari saya mengenal Masjid Salman ITB. Pertama kali mengenal Masjid Salman ITB adalah saat pernah sekamar di asrama dengan orang yang aktif di program yang Masjid Salman kelola. Sejak itu, saya jadi cukup tahu tentang beberapa program yang mereka punyai dan mulai sedikit-sedikit untuk ngepoin Masjid Salman.
Jika
saya mendefinisikan Masjid Salman akan seperti ini, Masjid Salman merupakan
masjid kampus yang mengelola banyak program untuk perkembangan dakwah Islam di
masyarakat. Meskipun berlokasi di
Kawasan ITB ya, program di Masjid Salman ini juga terbuka untuk banyak orang. Bahkan,
saya sempat ikut jadi panitia untuk program beasiswa yang diadakan oleh Masjid
Salman. Makanya, meski belum pernah berkunjung ke Masjid Salman sekalipun,
Masjid Salman sedikitnya sudah pernah membekaskan kesan di hati.
Back to topic ya, salah
satu bidang di Masjid Salman adalah BMKA atau Bidang Kemahasiswaan, kaderisasi
dan Alumni. BMKA merupakan bidang yang mengurusi program salah satunya
kaderisasi. Sekalipun Masjidnya ITB,namun Masjid Salman terbuka untuk siapa
saja. Termasuk mahasiswa seluruh Indonesia.
Ceritanya
begini, saya tahu program kaderisasi ini dari teman asrama saya yang sudah
mendaftarkan diri. jadi, dia ngajak buat ikut daftar. Meski tahu Masjid Salman
cukup lama, tapi aku tak begitu aktif mengikuti kegiatannya. Bahkan kegiatan
ini pun baru tahu sekarang. Anggap wajar aja ya. Nama kegiatannya tuh SSC atau
Salman Spiritual Camp. Setelah lihat informasi mengenai program dan agenda
kegiatannya, saya langsung mendaftarkan diri dan coba-coba saja dulu. Lalu, setelah itu pendaftar ikut seleksi
tulis dan nunggu pengumuman kelolosannya.
SSC ini
merupakan program kaderisasi buat mahasiswa yang bertujuan untuk membentuk
kader teladan pelopor peradaban Islam yang tentunya harus mengerti tentang
seluk beluk yang berkaitan dengan Islam. Sehingga, nantinya peserta dibina
untuk menjadi sosok yang mampu membangun peradaban dengan figur yang iman dan
agamanya yang kuat, juga hebat dari sisi kemampuannya dunianya, khususnya
sesuai jurusan yang sedang ditekuni selama kuliah.
Hingga
akhirnya pengumuman kelolosan tiba, dari seluruh peserta yang lolos ternyata
nama saya ada. Senang banget kala itu, gak nyangka bisa lolos juga. Tapi, sedih
juga karena teman seasrama saya gak dapat kesempatan yang sama. Sehingga, saya
lolos sendirian aja. Saya pun bersiap untuk menghadapi acara ini. Terlebih,
menjadi lebih excited soalnya acaranya diadakan luring di Masjid Salman
langsung. Yang mana sekalipun ada di Bandung dan tahu sedikit tentang Salman,
saya gak pernah mengunjungi Masjid Salman sama sekali.
Oke,
kita lompat ke hari H nya. Aku pergi dari asrama setelah selesai shalat Shubuh.
Masih pagi banget, soalnya harus pagi-pagi juga berkumpul di sana.
Perjalanannya cukup lancar dan menyejukan. Enak banget kalau jalan pagi tuh,
udaranya masih segar. Setibanya di halaman Masjid Salman, saya langsung check
in. Setelah berkumpul dan dibuka oleh 2 MC yang super kece dan seru,
kegiatan pun dimulai. Disana kami menonton sebuah series yang bertemakan
pencarian harta karun ala bajak laut, sesuai tagline SSC 34 sekarang
yang saya ikuti, “Pengarung Samudra Ilmu” banyak hal yang kami lakukan disana,
khususnya kami mendapatkan pembekalan ilmu dari para narasumber hebat tentang
agama Islam dan masyarakat.
Setelah
itu, baru kami dikumpulkan bersama kelompok yang sudah diatur sebelumnya.
Karena tema SSC 34 adalah pencari harta karun, maka kami sebagai peserta
dipanggil dengan sebutan crew. Setiap kelompok crew punya navigatornya, waktu
itu kelompok saya dibimbing oleh navigator bernama Kang Syukur. Dia humble
banget, gak jaim-jaim, orangnya agak santai dan friendly. Kami jadi mudah untuk
bergaul dengannya. Lalu, setelah berkumpul bersama teman satu kelompok, kami
pun saling mengenal satu sama lain. Dari berbagai universitas bahkan daerah.
Untuk kali ini sebab offline, yang dari luar jawa pun ada. Bahkan ada masiswa
dari universitas internasional yang kuliah di China. Luar biasa, bukan?
Agenda
selanjutnya, kami melakukan Masjid Salman tour. Kami keliling dan mengenal
bagian-bagian penting yang ada di kawasan Masjid Salman. Mulai dari bangunan
masjid, lapangan, kantor-kantor khusus kegiatan dan banyak lagi. Kegiatan pun
berlanjut dengan pematerian dan makan siang seusai shalat berjamaah. Oh ya, di
setiap pematerian akan diadakan pre-test dan post-test sebagai
bentuk penilaian peserta dalam seberapa jauh memahami materi yang akan
disampaikan. Syukurnya, nilai saya masih terhitung baik, bahkan pernah dapat
nilai sempurna. Senang banget rasanya.
Disana,
kegiatan diisi dengan pembekalan ilmu, games-games seru, keliling Masjid Salman
dan Salman Outing Project. Gak lupa, ada juga amalan yaumiyah atau amalan
harian seperti shalat Dhuha, tilawah Al-Qur’an dan shalat Qiyamul Lail juga
tetap disyaratkan bagi peserta. Hal ini merupakan pembiasaan baik, sebab shalat
wajib ya memang harus dikerjakan, bukan? Dengan amalan sunnah tentu dapat
menambah keberkahan dalam ibadah kita. Apalagi, memang ini salah satu tujuan
dari adanya program kaderisasi ini.
Malam
pun tiba. Kami tidur jam 11 malam setelah semua agenda usai dan hafalan wajib
disetorkan. Lalu, pukul setengah tiga pagi, kami kembali dibangunkan untuk
melakukan shalat Qiyamul Lain bersama. Jujur, hal-hal seperti ini jadi terasa lebih syahdu karena banyak orang yang
melakukannya. Sehingga, vibes-nya jauh lebih terasa. Hal itu juga
menjadi motivasi tersendiri bagi saya, melihat orang lain banyak melakukan hal
baik, tentu membuat kita terdorong untuk melakukan hal yang sama. Setelah itu,
dilanjut dengan shalat Shubuh dan kami pergi berolahraga setelahnya di pagi
hari. Hidup harus seimbang tentunya, bukan?
Di
Minggu itu, kegiatan terus berlanjut. Setelah berolahraga kami dipandu untuk
melakukan Salman Outing Project, dimana setiap kelompok pergi keluar dari
kawasan Masjid Salman untuk bertemu orang-orang dan melakukan wawancara kepada
salah satu orang yang dijumpai. Lalu, menyimpulkan cerita dan kehidupan mereka
dengan 7 nilai Salman. Mengapa? Sebab sekecil apapun posisi kita sebagai
manusia, atau mungkin kita kadang menilai bahwa diri kita itu tak berguna.
Namun, di bagian terkecil sebenarnya manusia punya kontribusi tersendiri yang kadang
tidak disadari hal itu ternyata bermanfaat bagi banyak orang. Project ini
dibuat agar kita mampu menilai banyak hal dari berbagai sisi. Kali itu, tim
kami memilih pemulung jalanan untuk diwawancarai. Banyak hal yang bisa saya
ambil dari cerita singkatnya. Bahkan, sampah yang kita anggap sebagai barang
yang tak berguna, masih bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu,
bapak itu juga orang-orang yang situasinya sama seperti dia, mereka membantu
kita menjaga kebersihan, memilah sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang dan
mengingatkan kita untuk melakukan hal yang sama. Menjaga kebersihan dan memulai
untuk hidup lebih bersih. Pokoknya, banyak hal yang membuat saya sadar hanya
dari sepotong cerita orang lain.
Setelah
acara itu selesai, kami diizinkan untuk mempresentasikan hasil observasi itu.
Kemudian acara penutup, kami melakukan game-game seru yang sebelumnya tidak
terlaksana. Lalu, kami dilantik menjadi Aktivis Salman dan melanjutkan
misi-misi baru lainnya di lain waktu. Untuk sesi terakhir, berfoto bersama dengan
berbagai macam gaya.
Senang
rasanya, selama 2 hari itu begitu banyak ilmu dan teman baru yang didapat. Tak
hanya itu, nilai-nilai hidup dan etika kita sebagai manusia pun banyak saya
dapatkan. Rasanya, jika setiap orang punya kesempatan seperti ini, mungkin banyak
manusia akan sadar juga. Itulah, mengapa kami dibentuk, agar kami mampu
menyampaikan hal yang sama kepada orang lain diluar sana. Semoga, saya
diberikan kekuatan untuk mempu melakukan misi-misi itu. Setidaknya melalui
catatan ini, saya ingin berbagi dan menyampaikan pesan yang sama kepada kalian,
para Pembaca.
See you in another story ya, semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih sadar dengan keadaan yang ada dan membuat perubahan besar kearah yang lebih baik.
Comments
Post a Comment