Cerita Agustusan : Tingkatkan Rasa Syukur dalam Balutan Kemerdekaan
Tepat hari ini, tanggal 17 Agustus merupakan hari kemerdekaan negara kita tercinta. Sudah menjadi tradisi, setiap kali memasuki 17 Agustus, akan ada perayaan sebagai bentuk penghormatan untuk para leluhur kita yang telah mengerahkan seluruh jiwa dan raga untuk kemerdekaan bangsa ini.
Tahun ini, kita dihambat dengan menyebarnya virus COVID-19.
Kegiatan-kegiatan kita sedikit terganggu karenanya, baik bersifat pribadi
ataupun bersama, seperti peringatan hari kemerdekaan. Biasanya, sering diadakan
arak-arak ke Alun-alun untuk Upacara bersama.
Meski demikian, semua orang tetap merayakan hari kemerdekaan kali ini
dengan cara masing-masing. Alhamdulillah, saya tinggal di tempat yang aman dari
penyebaran virus. Meski tak semeriah tahun-tahun sebelumnya, kami masih bisa
mengadakan acara sederhana yang suasanannya tak kalah hebat.
Tahun ini tak ada arak-arakan menuju Alun-alun untuk pelaksanaan Upacara
bendera bersama, sebagai gantinya, pada tanggal 17 Agustus 2021 Pimpinan
Pesantren Pulosari mengganti agenda tersebut dengan mengadakan Upacara Bendera
untuk para santri dan warga kampung saja. Begitu khidmat acara tersebut
berjalan. Balutan pakaian putih yang seragam dipandang menyejukan dan bersih. Dengan
protokol kesehatan yang baik, acara tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Tak hanya itu, sebagai ganti dari tahun kemarin yang dianggap kurang sebab terhalang
pandemi, meski sekarang pun masih dalam suasana yang sama. Namun, minat dan
semangat memeriahkan acara tahunan ini akhirnya dihadirkan. Lomba-lomba untuk
anak-anak bahkan panjat pinang pun hadir kembali.
Selama dua hari terhitung setelah Upacara Bersama, kegiatan ini dilanjutkan oleh perlombaan. Perayaan tahun ini diisi berbagai macam perlombaan anak yang mengasyikan. Mulai lomba balap karung sampai makan kerupuk tak ketinggalan jadi bagian. Anak-anak berkumpul bersama ditengah lapang, saling mendaftar untuk mengikuti setiap perlombaan. Satu per satu lomba Agustusan itu pun dilaksanakan.
Puncak acara ditutup dengan lomba Panjat Pinang untuk masyarakat serta para
santri. Setiap partisipan membentuk regu masing-masing dan mengikuti lomba
sesuai aturan mainnya. Lomba ini yang paling ditunggu-tunggu dan paling seru
sebab seluruh warga bisa berkumpul bersama untuk saling menyemangati dan
menonton kerabat-kerabatnya yang ikut bertanding.
Kegiatan perayaan 17 Agustus tahun ini, meski dalam keadaan pandemi, namun tak mengecewakan. Meski tak jarang saya mendengar obrolan ringan orang-orang yang menyayangkan perayaan kali ini tak bisa seperti biasanya. Padahal, seharusnya kita memperbanyak rasa syukur, kita masih bisa merasakan nikmatnya berkumpul merayakan kemerdekaan. Bersyukur karena masih bisa diberikan waktu serta kesehatan dan keamanan dari pandemi yang tengah terjadi, bahkan sangat parah dampaknya di belahan dunia sana.
Oleh karena itu, kita harus sadar dan tanamkan, bahwa semua ini bukan hanya
untuk kesenangan semata. Melainkan, bukti cinta kita serta rasa syukur atas
kemerdekaan yang telah kita dapat. Semoga seperti apapun perayaan yang kini
sedang kita lakukan, harapannya selalu ada doa serta usaha untuk membangun
indonesia yang lebih baik. terkhusus, membangun diri mejadi pribadi yang lebih
baik lagi, karena itu adalah makna kemerdekaan.
Semoga semangat ini tak pernah luntur dan pandemi ini segera berakhir.
Oke sip. Sekali merdeka tetap merdeka
ReplyDelete