Cerita Deburan Ombak Pangandaran

            Karena COVID-19, banyak diantara kita yang rencana liburan yang tertunda, bukan? Kali ini saya mau bercerita seputar pengalaman berkunjung ke Pantai Pangandaran tahun lalu. Sekedar bernostalgia, siapa tahu bisa berkunjung lagi setelah pandemi ini berakhir.
Pasti sudah pada tahu dengan pantai yang satu ini, minimal dengarlah. Perjalanan menuju pangandaran ini terjadi sekitar pertengahan tahun 2019. 
Perjalanan ini bermula dari ajakan kakak saya yang tinggal di Subang. Ya, mereka berencana melakukan perjalanan ke Pangandaran dan tersisa slot kursi kosong di mobil. Tiket gratis dong. Akhirnya saya pun ikut jadi bagian disana, meski tak punya banyak persiapan tapi ikut saja.
Saya pun menyiapkan perlengkapan. Tak banyak perlengkapan yang saya bawa. Karena saya sudah cukup tahu gambaran Pangandaran karena pernah berkunjung kesana juga saat tour sekolah. 
Perjalanan dimulai sekitar malam hari. Rencananya, agar pagi-pagi sudah ada disana. Jalanan sangat lancar kala itu. Saya pun menikmatinya, sesekali saya tidur dan memakan cemilan. Berhubung, keluarga Subang belum tahu Pangandaran. Sesekali aku memberikan info yang aku ketahui tentang Pangandaran. Kami mengobrol sembari membicarakan kegiatan apa yang akan kami lakukan setibanya disana.
Di tengah perjalanan, saya tak begitu tahu tepatnya. Saat itu sedang ada perbaikan jalan. Agak terkendala saat itu, tapi masih aman dan kami mampu melewatinya.
Kita pun sampai disana. Setibanya, kami beristirahat di pinggiran pantai. Sangat dingin. Kala itu, kami sampai dini hari sebelum shubuh. Masih gelap. Kami makan perbekalan dan menyeduh kopi serta menikmati hembusan angin malam yang menyegarkan. Kala itu, ada pemilik penginapan yang menawarkan penginapan. Karena lelah,kami pun mengambilnya. Di Pangandaran pun banyak penginapan-penginapan murah. Kami pun beristirahat sembari menunggu pagi datang.

Di penginapan kita bersiap untuk melihat sunrise  di Pantai Timur. Ketika hari mulai sedikit pagi, kami pun berjalan kesana karena tempat yang terlalu jauh. Deburan ombak yang memikat sungguh menghiasi acara jalan kaki itu. Setibanya, tentu saja banyak orang. Kami menikmati Pantai Timur sembari menunggu kelahiran sang surya di ufuk timur. Saat matahari mulai terbit, orang-orang langsung mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan momen tersebut. Begitupun saya, tak mau ketinggalan momen spesial itu.

Setelah itu, kami kembali ke penginapan dan sarapan. Kunjungan selanjutnya adalah menikmati keindahan Pantai Barat yang jadi salah satu destinasi wisata Pangandaran. Tempat orang-orang menghabiskan waktu, makan-makan, bermain air serta berfoto. Kami duduk di pinggiran pantai dan menikmati waktu yang ada. 
Hari semakin siang. Kami pun kembali ke penginapan dan beristirahat sejenak. Kami pun berdiskusi untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk pergi berkunjung ke Batu Karas. 

Di Batu Karas kami pun menikmati kembali suguhan indahnya pantai. Disini pun cukup banyak wisatawan luarnya. Kami pun menghabiskan waktu sampai sore hari.
Setelah usai, kami kembali ke Pantai Timur dan membeli beberapa buah tangan. Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang.

Meski cukup singkat, namun tetap menyenangkan.  

Comments

  1. Belum pernah ke Pangandaran. Semoga suatu waktu kelak bisa ke pulau Jawa lagi dan ke Pangandaran.

    ReplyDelete
  2. Dulu saya pernah ke Pangandaran, ingat bisa sewa sepeda seharian keliling Pangandaran. Sampai ada kereta Pangandaran walau hanya sampai Banjar hehe

    ReplyDelete
  3. Rindu Pangandaran. Sungguh. Itu rumah ketiga saya setelah Bandung dan Garut. Pernah menghabiskan masa kecil di rumah saudara sana.

    Fotonya cakep. Pengobat kangen pada suasana pantai.

    Saya belum pernah melihat sunrise di Pantai Timur. Kecewa juga mengapa dulu waktu kecil tidak diajak teteh saya ke sana padahal rumahnya di Jalan Stasiun Pangandaran yang terhitung tidak terlalu jauh dari pantai.

    Semoga suatu saat nanti bisa ke Pangandaran setelah situasi aman. Tahun ini batal ke sana karena pandemi padahal sudah janjian dengan saudara.
    Sungguh pandemi membuat hidup harus berjarak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga terkabul, memang benar, selama pandemi banyak sekali rencana yang gagal. Semoga segera usai.

      Delete
  4. Sudah lama sekali tidak pergi ke sana. pdahal pantai terdekat dari bandung ya pantai ini.. apalagi sekarang sedang pandemi.. entah kapan bisa ke sana lagi.. btw masih bersih kah pantainya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar karena pandemi jadi gak tahu keadaan. Mungkin bersih ya, tapi sya pun udah lama gak pangandaran lagi.

      Delete
  5. Penginapan nya waktu itu apa kak? Hotel, motel, guest house, apa cottege? Klo sy sukanya yg model cottege lbh santai hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penginapan biasa plus murah. Soalnya saya gak terlalu pikirin itu, asal bisa dipakai tidur aja udah cukup

      Delete
  6. Belum pernah ke Pangandaran. Kebetulan aku penyuka pantai. Dan senang pas baca informasi di blognya kalau banyak penginapan murah. Cocoklah buat backpacker kayak saya ini. Hehehehe Foto matahari terbitnya bagus... Berangkat jam berapa dari penginapan supaya terkejar dapat pemandangan kece itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heem banyak banget penginapan murah yang deket lokasi, saya juga deket banget cuma tinggal jalan kaki aja.

      Delete
  7. Bagus pemandangan pantainya..jadi kangen nih mantai hehe..apalagi sunsetnya..

    ReplyDelete
  8. masyallah liat pantainya masih bersih ya, terakhir ke pangandaran itu tahun 2010 kalau ga salah, udah lama banget ga ke sana lagi, pengen kalau ada waktu, itu sunsetnya indah sekali, saya suka

    ReplyDelete

Post a Comment

POPULAR POSTS

ASUS ExpertBook B3 Flip, Laptop Convertible Unggul Dengan Konektivitas 4G LTE

Menikmati Sudut Kota Bandung

ASUS ExpertBook B7 Flip, Laptop dari ASUS yang Didukung Konektivitas 5G Dan Performa Kencang Untuk Para Profesional